Selasa, 15 Juni 2021

Menumbuhkan Komitmen Menulis di Blog

 










Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Malam ini, kembali saya mencoba menulis resume untuk pertemuan yang tertinggal karena sakit. Pertemuan belajar menulis yang ke-20. Waktu penyampaian materi pada tanggal 31 Mei 2021, saya masih terbaring lemah karena tipes. Tapi alhamdulillah masih bisa menyimak acaranya yang dilaksanakan via WA grup. Saya lihat sepertinya seru sekali pertemuan kali ini. Mungkin karena yang menjadi narasumber orangnya cool abis, dengan gaya penyampaiannya yang menarik dan gaul, hehe...

Kegiatan belajar menulis di pertemuan ke-20 ini dipandu oleh Bu Kanjeng sebagai moderator. Sementara, narasumber yang saya sebutkan di atas bernama Pak Dedi Dwitagama, seorang guru blogger berpengalaman. Bahkan beliau adalah guru bloggernya Omjay, suhunya guru blogger se-Indonesia. Wah, jadi Pak Dedi gelarnya apa ya? Mahaguru kali ya....

Sesaat kemudian, Bu Kanjeng membuka acara. Atas permintaan narasumber, para peserta diminta melayangkan pertanyaan ke nomer WA beliau, 089692593804. Pertanyaan yang diajukan bisa seputar materi dan dunia blogger khususnya. Materi yang akan disampaikan adalah "Komitment Menulis Di Blog".

Sebelumnya, moderator memperkenalkan profil narasumber dalam blog beliau berikut ini:








Selanjutnya, Pak Dedi hadir memperkenalkan diri dan memberikan beberapa alamat mayanya seperti  

Dalam perkenalannya, Pak Dedi menyatakan bahwa beliau mulai ngeblog pada tahun 2005 setelah diprovokasi oleh adik bungsunya yaitu Pak Agus Sampurno. Pak Agus mengatakan bahwa blog sedang trend di Amerika. Setelah itu, Pak Dedi mempelajari blog dan langsung menulis di blognya yaitu http://dwitagama.blogspot.com/.

Pertanyaan pertama datang dari Bu Eka dari Lampung. Bu Eka menanyakan 3 buah pertanyaan seperti berikut:






Sebelum menjawab pertanyaan dari Bu Eka, Pak Dedi menampilkan gambaran blognya sebagai berikut:













Dari gambar di atas, bisa kita lihat jumlah postingan yang telah beliau publikasikan yaitu 4.269 tulisan. Statistik sejumlah hampir 2 juta viewer. Tak heran jika beliau adalah seorang Mahagurunya blogger.

Kembali ke pertanyaan Bu Eka. Pak Dedi lalu memberikan jawaban seperti yang saya cantumkan di bawah ini:










Penanya kedua adalah Bu Maesaroh dari Lebak, Banten. Pertanyaannya berkaitan dengan komitmen yang harus dibangun agar menulis blog menjadi sebuah kebiasaan. Juga tentang rasa percaya diri yang muncul ketika ada komentar atau pengunjung yang lumayan banyak.

Sebagai jawabannya, Pak Dedi mengemukakan bahwa statistik pengunjung memang bisa membuat rasa percaya diri blogger meningkat. Untuk itu, komitmen yang kita buat harus dipatuhi. Sebagai contohnya, kita berkomitmen menulis di blog satu postingan setiap bulannya pada waktu tertentu. Saat punya ide dan waktu, kita dapat menulis 5 postingan untuk ditayangkan selama 5 bulan ke depan. Dengan begitu, komitmen kita bisa terlaksana karena ada tabungan tulisan/ postingan.

Pertanyaan berikutnya dari Bu Anita, mengenai blog wordpress dan blogspot. Bu Anita menanyakan kecenderungan Pak Dedi menggunakan wordpress dibanding blogspot. Juga tentang angka 99% di blog wordpress yang mengganggu kelancaran menulis karena ada anggapan angka tersebut artinya media sudah penuh, tidak bisa menampung lagi tulisan, gambar, video, dan lainnya.

Menurut Pak Dedi, sebaiknya kita abaikan saja angka tersebut dan terus memposting. Jika memang sudah penuh, kita buat lagi saja blog yang baru dengan angka 2 di belakang nama blog kita. Setelah itu kita publikasikan. 

Selanjutnya, pertanyaan dari Bu Agustiany tentang bagaimana Pak Dedi mengelola blog yang banyak dengan tipe yang berbeda. Bagaimana pula Pak Dedi menyatukan jiwa dengan tulisan pada setiap blog. Sebagai jawabannya, Pak Dedi menceritakan bahwa beliau awalnya hanya mempunyai 1 blog di tahun 2005. Blog tersebut isinya macam-macam. Kemudian, beliau membuat blog khusus tentang pendidikan, dokumentasi ngamen (entah apa maksudnya, ngamen beneran atau gimana?), hasil hunting foto sebagai fotografer, saat uji nyali, kegemarannya pada kerupuk, dan masih banyak lagi.

Cara Pak Dedi mengelola blognya, menurut beliau prinsipnya ingin menjadikan hidupnya bermanfaat untuk sesama dan bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Pada saat di manapun dan kapanpun, beliau sempatkan untuk menulis dan mempostingnya. Kegiatan tersebut terjadwal dan sesuai komitmen. Hasilnya, sangat luar biasa. Beliau sudah bisa berkeliling Indonesia dan juga ke luar negeri.

Beberapa tips untuk menjaga komitmen menulis di blog lalu diberikan oleh Pak Dedi:

  1. Jangan memikirkan tulisan. Tulis saja apa yang kita ingin tulis.
  2. Tak perlu diedit, langsung posting. Jika ada perbaikan baru diedit.
  3. Balas komentar yang bagus. Komentar yang jelek bisa diedit atau dibuang.

Tips berikutnya agak jorok tapi sangat dalam maknanya. Kata Pak Dedi, menulis itu seperti pipis dan pup: kerjakan, nikmati, dan lupakan. Jika kemudian diundang menjadi pembicara, itu adalah bonus. Kerjakan dengan baik, dokumentasikan, dan lupakan. Kerjakan yang lain untuk memberi manfaat pada semesta hingga membuat kita bahagia, amazing!!

Satu lagi, pesan Pak Dedi mengenai bagaimana menulis yang bagus. Menurut beliau, menulis yang bagus itu sesuai jam terbangnya. Semakin sering kita menulis, akan semakin baik tulisan kita. Lakukan menulis berulang-ulang. Untuk membagi waktunya, selesaikan tugas yang datang lebh dulu. Setelah itu, mulailah menulis. Saat semua anggota keluarga sudah tertidur, kita bisa menulis dan langsung ditayangkan. Begitupun saat kita selesai mengajar atau menunggu rapat dimulai, menulis akan lebih baik daripada membaca WA yang isinya banyak hoax, hehe...

Pernyataan amazing lainnya diberikan kembali oleh Pak Dedi. Beliau menyatakan bahwa blog bisa menjadi warisan yang menerapkan peribahasa HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG, GAJAH MATI MENINGGALKAN GADING. Guru mati meninggalkan blog yang akan terus dibaca orang lain dan pahalanya terus mengalir mengantarkan pemiliknya ke surga, aamiin...

Tips luar biasa disampaikan kembali oleh Pak Dedi untuk menjawab pertanyaan Pak Syaechu Nasirudin dari Bojonegoro. Masalah yang dihadapi berhubungan dengan penglihatan yang semakin berkurang ketika  berhadapan dengan laptop atau HP, sehingga kepala menjadi pusing. 

Tips yang diberikan Pak Dedi diantaranya:

  • menggunakan note book atau personal computer
  • meminta bantuan orang di sekitar kita untuk menuliskan ide kita
  • konsultasikan ke dokter mata atau optik
  • menulis menggunakan pulpen, difoto, lalu ditayangkan di blog
  • menggunakan aplikasi yang bisa merubah suara menjadi tulisan
Sebagai closing stetement, kembali Pak Dedi menyatakan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama. Blog bisa menjadi media seseorang untuk memberikan manfaat dan meninggalkan jejak kebaikan selama hidup di dunia.

Luar biasa sekali narasumber kali ini. Semua peserta dibuat terkagum-kagum dan terinspirasi untuk semangat menulis di blog. Pak Dedi telah berhasil menularkan virus menulis di blog dan memotivasi peserta untuk memelihara komitmen menulis di blog dan mempostingnya.

Terima kasih Pak Dedi, semoga sukses selalu. Kami akan berusaha menjaga komitmen menulis di blog, walaupun belum bisa sehebat Bapak. Sepertinya, cara Bapak membuat banyak blog sesuai dengan tipe atau tujuannya, sangat menginspirasi. Suatu saat, saya akan mencobanya. Semangat teman-teman!!

Salam blogger persahabatan...

Tanggal Kegiatan: 31 Mei 2021
Resume ke: 20
Narasumber: Dedi Dwitagama
Tema: Komitmen Menulis di Blog
Gelombang: 18




 




6 komentar:

  1. Tulisannya semakin mantap. Emang penyandang gelar penulis😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...terima kasih Bu Ketua, mari saling memotivasi.

      Hapus
  2. selalu keren resumenya bu tuty ... semangaaaat terus ya bu ...💪😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih Bu Weni, you too...

      Hapus
  3. Keren euy. Terus berkarya n tetap semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih Bu Yenny, you too..

      Hapus

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...