Senin, 05 April 2021

Cara Jadi Penulis

Semangat Membara Seorang Ibu Penulis Ulama (Usia Lanjut tapi Masih Aktif)


Pertemuan pertama Pelatihan Belajar Menulis dimulai pada pukul !9.00 dengan menghadirkan narasumber hebat, Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Kanjeng. Sedangkan moderator acara adalah Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd, guru blogger inspiratif dari Lebak, Banten, yang memenangkan Lomba Blog PGRI pada bulan Februari 2021.

Kegiatan dibagi menjadi 3 sesi yaitu sesi materi, mulai pukul 19.00-20.00 WIB, lalu sesi kedua tanya jawab, mulai pukul 20.00-20.55, dan sesi ketiga adalah kesimpulan dan penutup dari narasumber. Sebelum masuk ke sesi materi, moderator terlebih dahulu memaparkan profil Ibu Kanjeng. 

Ibu Kanjeng lahir di Semarang pada tanggal 8 April 1961. Dengan kata lain, sekarang ini beliau berusia lebih kurang 60 tahun. Dalam usia yang tidak muda lagi, beliau mempunyai semangat menulis yang sangat luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya buku karya beliau yang sudah terbit dari tahun 2010 hingga sekarang. 

Sesi materi dibuka oleh Ibu Kanjeng melalui voice note dengan salam pembuka dan penjabaran tema malam ini yaitu "Cara Jadi Penulis". Menurut Ibu Kanjeng, banyak cara untuk menjadi penulis. Dari beberapa pertemuan via zoom, tentunya banyak peserta yang telah mengenal beliau. Menurutnya, tujuan  program pelatihan ini akan bergantung pada niat peserta sejak mulai masuk dan bergabung dengan grup pelatihan ini.

Sebelum Ibu Kanjeng memaparkan materi lebih lanjut, beliau sejenak mengajak peserta untuk menyimak blog beliau yang ternyata memang harus diacungi jempol pengalaman menulisnya. Di situ saya merasa sangat kagum dengan semangatnya dalam menulis dan meramaikan blognya sendiri dengan tulisan-tulisan bermutu bertema humaniora, travelling, humor, opini, artikel, parenting, dan sebagainya. Kesimpulannya, Ibu Kanjeng selalu menulis apa saja yang ingin beliau tulis.

Selanjutnya, Ibu Kanjeng menyatakan bahwa tema Cara Jadi Penulis akan lebih tepat lagi jika dijabarkan menjadi Cara Berbagi Proses Menulis Buku. Kecintaan beliau terhadap menulis berawal ketika beliau duduk di bangku SD, kemudian saat remaja, mahasiswa, dan menjadi seorang guru. 

Menjelang usia 50 tahun, Ibu Kanjeng meneruskan hobi menulisnya melalui internet dan komputer. Sebagai mahasiswa Pascasarjana, beliau harus sering bergumul dengan buku sebagai sumber referensi yang beliau butuhkan. Sejak itulah, beliau aktif bermedsos hingga akhirnya mengenal blog pada tahun 2009 dan sangat rajin mengisi blog kroyokan bernama Kompasiana selama 2 tahun.

Proses berikutnya, Ibu Kanjeng memiliki dunia literasi. Beliau kemudian mengikuti beberapa komunitas seperti Ibu-ibu Doyan Nulis, Emak Blogger, menjadi anggota Perpustakaan dan Kearsipan Solo, serta Komunitas Solo Membaca. Sejak tahun 2010 hingga saat ini, beliau rajin mengupgrade diri. Salah satunya, dengan mengikuti lomba blog di tahun 2010 dan menjadi juara ketiga. Tulisan blog beliau akhirnya dibukukan dengan judul "Ketika Buah Hati Sakit", sebagai salah satu bentuk hadiahnya.   

Lebih lanjut, Ibu Kanjeng memaparkan bahwa seorang penulis itu harus memiliki semangat. Seperti semangat beliau dengan mengutip quote, "Better Late Than Never", lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Meskipun sudah tidak muda lagi, akan tetapi semangat menlisnya tak kalah dengan penulis muda. 

Pemaparan berikutnya, tentang bagaimana kita mengawali sebuah tulisan. Ide tulisan dapat kita peroleh dari hasil merenung, kepekaan kita terhadap kondisi sekitar, atau rasa empati kepada rekan yang berduka. Semua itu kita dapatkan dari para sahabat dan kerabat, isi pikiran yang ingin kita sampaikan kepada pembaca, dan pesan dari tulisan yang akan kita buat.

Menurut Ibu Kanjeng, untuk mendapatkan sebuah buku yang baik, kita harus membangun mental dan keinginan yang kuat, mengumpulkan ingatan, lalu menentukan tokoh dan karakter, dan membuat outline atau daftar isi. Agar tulisan kita lebih enak dibaca, beliau menyarankan agar di bawah subjudul diawali dengan kata-kata bijak, penggalan hadist atau ayat Al-Quran.

Tujuan menulis setiap penulis akan berbeda sesuai dengan segmen pasarnya. Ibu Kanjeng menuturkan bahwa tujuan menulisnya adalah sebagai terapi jiwa.dan melawan lupa, serta sebagai sedekah ilmu dengan memotivasi kaum hawa, berdakwah lewat tulisan dengan apa yang beliau lihat, pikirkan dan dengarkan. Satu lagi, sebagai alat apresiasi terhadap capaian tokoh-tokoh yang menginspirasi. Sertakan pula keyakinan bahwa rencana Allah akan indah pada waktunya. Biarlah tulisan kita menemukan takdirnya. Di dalam tulisan, kita harus menebar pengetahuan dan mendialogkan kebenaran, mengikat makna dan menghimpun gagasan.

Setiap penulis memiliki karakter yang berbeda, bagaikan seorang desainer yang merancang dan membuat baju. Dengan seringnya berlatih, penulis akan menemukan karakter tulisannya sendiri. Tulisan kita tergantung irama yang kita inginkan, bagai dirigen yang mengatur irama lagu.

Paparan terakhir adalah tentang pembuatan outline. Outline biasanya berupa beberapa subjudul atau urutan bab. Sebelum membuat outline, kita harus menyiapkan materi yang akan mendukung tulisan. Outline juga dapat berupa kata-kata bijak, data statistik, teori, gambar, poin-poin penting, atau refleksi pribadi. Ada 3 langkah yang dapat dilakukan untuk membuat outline:
1. Memilih topik
2. Tentukan sifat tulisan kita apakah reflektif, persuasif, informatif, atau berangkat dari sebuah 
    penelitian. Bisa juga kombinasi dari hal-hal di atas.
3. Harus fokus pada satu tema. Penulis harus menjaga pikiran supaya tidak bercabang ke hal yang
    lainnya. 

Pada sesi tanya jawab, banyak peserta yang antusias bertanya hingga melebihi waktu yang telah ditentukan. Dengan ikhlas, Ibu Kanjeng menambahkan waktu untuk menjawab setiap pertanyaan termasuk pertanyaan saya tentang pentigraf. Dari penjelasan beliau, akhirnya saya mengetahui apa itu pentigraf dan kemungkinan besar saya harus mempelajarinya lebih lanjut.

Demikianlah resume yang dapat saya tuliskan tentang pertemuan pertama pelatihan menulis ini. Dari materi yang Ibu Kanjeng sampaikan dan jawaban terhadap setiap pertanyaan, membuat saya lebih kaya informasi tentang dunia menulis. Saya sangat mengagumi semangat beliau dalam mengembangkan kemampuan menulisnya walau tak lagi muda. 

Apalah saya jika dibandingkan dengan beliau. Masih muda tapi kalah semangatnya. Saya bukanlah penulis sejati seperti Ibu Kanjeng. Saya hanyalah penulis musiman yang hanya mau menulis jika ada keinginan. Setidaknya, saya akan berusaha untuk mencontoh semangatnya agar dapat mengikuti jejak beliau menjadi penulis sejati. Terima kasih Ibu Kanjeng atas motivasinya. Semoga Ibu selalu sehat dan terus berkarya dan menebar manfaat bagi semua...

Tanggal pertemuan: 5 April 2021
Resume ke: 1
Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd (Ibu Kanjeng)
Gelombang: 18


29 komentar:

  1. Bagus bu resumenya. Saya bisa merasakan resume ini benar-benar diketik dengan sebaik-baiknya. Hanya ada satu saran saja. Judul tulisan sebaiknya diketik di kolom judul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Pa Brian, terima kasih masukannya 👍🙏

      Hapus
  2. Mantap sekali resume ibu. Luarbiasa bu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Bu Mae, trimakasih..msh belajar Bu 🙏

      Hapus
  3. Ibu tulisannya sudah kriuk enak dibaca dan mengalir . Teruslah menulis dan jadiksn buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih byk Ibu Kanjeng..🙏😍

      Hapus
  4. Bu kanjeng bisa, kita juga pasti bisa, lakukan yang terbaik.
    Keren resumenya

    Mampir ke blog saya Jagoan Banten

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, mksh motivasinya 🙏 sdh mampir juga 👍

      Hapus
  5. Bagus banget bu resumenya, sangat detail 👍

    BalasHapus
  6. Wah kereenn ... lengkap sekali 👍👍

    BalasHapus
  7. Mantap resumenya, enak bacanya 👍🏻

    BalasHapus
  8. Mantap, lengkap dan renyah dibacanya Bu 😀👍

    BalasHapus
  9. Tulisannya runut, enak dibaca, dan menarik. Pokoknya keren. Semangat say!

    BalasHapus
  10. Tulisan perdana yang memukau. Saran, gunakan rata kiri kanan biar rapi. Kerennnn...

    BalasHapus
  11. Mantapp, tulisan perdana sudah lancar 👍👍

    BalasHapus

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...