Senin, 12 April 2021

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

 Bukukan Karya Ilmiah Kita dan Petik Manfaatnya


Bismillaahirrahmaanirrahiim...

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari, Muslim, dll)

Tak terasa, setahun sudah kita menanti datangnya bulan suci Ramadhan. Bulan yang sangat dinanti oleh umat muslim yang beriman dan meyakini keberkahannya. Dengan harap-harap cemas, kita menunggu kedatangannya. Harapan untuk bertemu kembali, cemas karena takutnya tak Allah beri kesempatan tuk berjumpa dengannya. Alhamdulillah, waktunya telah tiba. Semoga Allah beri kekuatan iman untuk menjalankannya.

Pada Senin siang, 12 April 2021, ada 2 acara yang harus saya ikuti. Pertama, kegiatan Pelatihan Belajar Menulis. Kedua, pelaksanaan Tes Bakat Skolastik (TBS) untuk Calon Guru Penggerak (CGP). Kebetulan, waktunya hampir bersamaan. Hanya berbeda 1 jam. Pelatihan Belajar Menulis mulai berlangsung pada pukul 13.00, sedangkan TBS dimulai pada pukul 14.00. Karena saya pikir TBS saat itu lebih utama, maka dengan berat hati, saya tinggalkan dulu Om Jay dan kawan-kawan. Tapi, saya berjanji akan menyimak kembali materi pertemuan ke-4 yang disampaikan dalam grup WA ketika ada waktu luang. Di pagi awal Ramadhan, saya sempatkan membaca materi dan membuat resumenya.

Ada yang berbeda dengan pertemuan keempat belajar menulis ini. Biasanya, kami belajar di malam hari pukul 19.00. Namun, selama bulan Ramadhan, waktunya diubah menjadi siang hari, mulai pukul 13.00 hingga 15.00, karena malam hari kami yang muslim fokus menjalankan ibadah Taraweh dan yang lainnya.

Dalam pertemuan keempat ini, narasumber yang tampil adalah seorang wanita muda dan ayu, bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd, atau lebih akrab dipanggil Bu Nora. sementara, moderator acara adalah Bu Rita Wati. Tema yang akan dibahas adalah "Menulis Buku Dari Karya Ilmiah". Sebuah tema yang sangat menarik untuk dipelajari.

Di awal acara, Om Jay menyempatkan diri menjelaskan perubahan waktu pelaksanaan kegiatan beserta jenis kegiatan yang akan diikuti. Tak lupa, beliau mengucapkan permintaan maaf atas nama pribadi dan tim sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. 

Lebih lanjut, Om Jay memperkenalkan narasumber yang akan berbagi ilmu dan pengalamannya. Tak lupa, Om Jay memberikan sebuah contoh pengalaman beliau menulis buku hasil laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Buku tersebut berjudul "Melejitkan Keterampilan Siswa Melalui Pembuatan Buku Fiksi dan Non-Fiksi". Sebuah buku yang kemudian sangat banyak diburu oleh pembaca dan berhasil mengantarkan beliau ke China untuk belajar tentang STEAM selama 21 hari. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan. 

Setelah Om Jay menyapa Bu Nora sebagai narasumber, lalu beliau menyerahkan acara kepada moderator, Bu Rita. Kemudian, Bu Rita pun menyapa para peserta dan menyampaikan susunan acara pada siang itu. Adapun susunannya adalah:


Sebelum memulai kegiatan, Bu Rita mengajak peserta untuk berdoa sejenak. Setelah itu, acara berlanjut pada pemaparan materi oleh narasumber. Bu Nora lalu menyapa peserta dan memperkenalkan diri dengan menyampaikan profil beliau dalam format pdf seperti di bawah ini:


Bu Nora lahir di Kudus pada tanggal 12 Juni 1989. Berarti, saat ini beliau berusia hampir 32 tahun. Usia yang masih sangat muda jika dibandingkan dengan umur saya yang 2 tahun lagi mencapai setengah abad. Saya senang melihat anak muda yang berprestasi, cerdas, dan kreatif, serta dapat menjadi kebanggaan semua orang. Contohnya Bu Nora ini. Dalam usia semuda itu, telah menghasilkan 10 karya ilmiah, 6 buku solo (2 di antaranya diterbitkan oleh penerbit mayor), dan 5 buah artikel di majalah pendidikan. Masyaa Allah... sebuah prestasi menulis yang sangat membanggakan. Saya hanya dapat membayangkan ketekunan Bu Nora hingga memperoleh hasil gemilang seperti itu. Saya kapan ya?

Dalam kesehariannya, bu Nora adalah seorang guru IPA di SMPN 8 Semarang. Beliau sudah berkeluarga dan dikaruniai hampir 3 anak, karena yang ketiga masih dalam kandungan, hehe...

Bu Nora lalu berkisah bahwa awal mula beliau menulis adalah ketika beliau memulai masa kuliah, namun terhenti ketika sudah bekerja dan berkeluarga. Di masa pandemi, beliau produktif lagi menulis. Tuh, kan...lagi-lagi, pandemi memberi berkah bagi banyak orang, termasuk saya dan Bu Nora. Makanya, kita harus bersyukur dengan adanya pandemi ini. Jangan mengingat dampak buruknya saja. Allah paling tahu apa yang terbaik buat kita semua.

Pada pemaparan materi tentang Menulis Buku Dari Karya Ilmiah, Bu Nora mencontohkan sebuah bukunya yang merupakan gubahan dari tesisnya, setelah mendapatkan materi tentang mengubah PTK menjadi buku dari Bu Hati pada Pelatihan Menulis Gelombang 8. Editor bukunya adalah teman satu sekolah beliau yang juga seorang reviewer jurnal. 

Sesaat kemudian, Bu Nora menampilkan sebuah contoh resume tentang cara mengubah PTK menjadi buku, yang beliau tulis dalam blognya.


Menurut Bu Nora, sebagian besar peserta pasti sudah pernah menulis sebuah karya ilmiah, minimal skripsi. Namun, setelah lulus kuliah, skripsi hanyalah sebuah pajangan yang tersimpan di pespustakaan kampus. Skripsi hanya dibaca oleh mahasiswa tingkat akhir saja. Sedangkan, masyarakat umum belum dapat menikmatinya. Meskipun sekarang sudah zaman online, namun tidak semua orang dapat dengan mudah mengaksesnya. Belum lagi, kendala jaringan dan kuota internet yang dimiliki. Oleh sebab itu, perlu adanya solusi supaya jendela ilmu ini dapat dinikmati oleh semua kalangan.

Hal serupa juga berlaku pada tesis, disertasi, laporan penelitian, dan yang lainnya. Begitu juga dengan PTK atau Best Parctice, yang hanya berakhir nasibnya di perpustakaan sekolah saja. Sebagai solusi terbaik, kita harus membukukannya. 

Beberapa manfaat karya ilmiah versi buku adalah:

  1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam.
  2. Buku dapat diperjualbelikan, sehingga dapat menambah penghasilan.
  3. Bagi ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah, yang dapat menambah poin angka kredit.
  4. Jika buku banyak dibeli dan dibaca orang lain, maka nama kita akan terkenal.
  5. Ilmu yang ada dalam buku dapat tersebar bebas tanpa sekat.
Lalu, bagaimana caranya mengubah karya ilmiah menjadi buku? Berikut paparan dari Bu Nora:
  • Ubah judul
      Judul karya ilmiah hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subyek, dan
      tempat latihan. Berikut adalah contohnya:

     
  • Ubah daftar isi

         

          Untuk daftar isi karya ilmiah versi buku, ikuti pedoman 2W+1H.

         

         
     

     
  • Ubah sedikit isi karya ilmiah

    

         Untuk mengubah Bab 4 versi karya ilmiah menjadi buku, ikuti pedoman how

     
  • Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku harus berbeda dari versi laporan. Susunan dan gaya tulisan setiap penulis akan berbeda, sesuai ide dan kreativitas masing-masing, berdasarkan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literat seorang penulis, akan semakin bagus pula buku yang dihasilkannya. 

Paparan berikutnya, tentang bagaimana cara agar terhindar dari plagiarisme. Bu Nora memberikan beberapa poin penting tentang hal ini:
  • Dapat menggunakan teknik parafrasa.
  • Tambahkan rujukan baru dalam karya ilmiah versi buku kita.
  • Pilah isi dari karya ilmiah asli yang sangat dianggap penting untuk dicantumkan ke dalam buku.
  • Laporan karya ilmiah yang dibukukan harus sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayan masing-masing.
  • Berikan ulasan tentang kelebihan dan kelemahan penelitian yang kita lakukan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca bahwa kita memang telah melakukan penelitian.
  • Jika ada rujukan baru, maka yang diambil adalah rujukan dalam bentuk blog. Namun, situs blog yang digunakan harus resmi, contohnya Kemedikbud.go.id, Jurnal ilmiah, E-book, atau karya ilmiah lainnya. Jangan menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lainnya.
  • Karya ilmiah versi buku berisi minimal 70 halaman, format A5, dengan ukuran dan jenis huruf serta margin disesuaikan dengan aturan penerbit masing-masing.
Demikian isi materi yang disampaikan oleh Bu Nora. Sangat detail dan lengkap sekali. Berikutnya, acara beranjak pada sesi tanya jawab. Ada 7 peserta yang mengajukan pertanyaan seputar penulisan buku dari karya ilmiah. Dengan lihai, Bu Nora berhasil mengupas tuntas seluruh pertanyaan peserta. 

Dari ketujuh pertanyaan peserta, saya hanya mengutip beberapa pertanyaan yang menurut saya menarik untuk dituliskan dalam resume ini. Salah satu pertanyaannya adalah dari Bu Fourin yang berasal dari Lombok, tentang perlu tidaknya izin dari perguruan tinggi ketika akan membukukan tesis. Bu Nora menjawab bahwa hal itu tidak diperlukan. Syaratnya, versi buku tidak boleh sama dengan KTI, dengan cara memparafrasakan atau menambah rujukan lain. 

Pertanyaan menarik lainnya tentang waktu yang dibutuhkan untuk membuat buku dari KTI. Berdasarkan pengalaman Bu Nora, waktunya sekitar 3 bulan. 1 bulan untuk mengubah, 1 bulan  membaca ulang atau meminta review editor, dan 1 bulan untuk merevisi hasil review. Wah, hebat sekali bukan?

Sebagai closing statement, Bu Nora mengucapkan terima kasih kepada peserta dan berharap semoga paparan materi yang sudah disampaikan akan memberikan manfaat bagi para peserta, serta mendoakan semoga banyak peserta yang akan membukukan karya tulisnya. Melalui buku, kitadapat berbagi ilmu dan menebar manfaat untuk orang-orang di sekitar kita. Terima kasih Bu Nora, semoga semakin sukses dengan karya-karyanya...

Salam Guru Blogger Indonesia...

Tanggal pertemuan: 12 April 2021
Resume ke: 4
Tema: Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Gelombang: 18


             


          



8 komentar:

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...