Selasa, 23 Februari 2021

Aksi Kemanusiaan Warga Spanda

Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (23)

Bab. 23

Aksi Kemanusiaan Warga Spanda


    Semenjak banjir dan longsor melanda beberapa wilayah Subang, telah banyak pihak yang memberikan bantuan kemanusiaan, baik moril maupun materil. Wilayah terdampak banjir yang cukup parah sebagian besar berada di jalur Pantura, seperti Pamanukan, Ciasem, dan Blanakan. Sedangkan bencana longsor banyak terjadi di wilayah pegunungan. Warga SMPN 2 Subang (Spanda) tak tinggal diam. Kami ikut serta memberikan bantuan dengan menggalang dana dari para guru dan karyawan sekolah. 

    Di saat kami sedang menghimpun dana bantuan untuk warga Pamanukan, datanglah kabar bahwa ada siswa kami yang juga mengalami musibah akibat tanah longsor di dekat rumahnya. Lokasinya di dusun Cimerta, sekitar 2 kilometer dari sekolah. Sebut saja namanya Sofia, siswa kelas VIII. Berdasarkan keterangan dari wali kelasnya, Sofia biasanya rajin mengikuti pembelajaran dan mengirimkan tugas. Tapi,  seminggu setelah bencana terjadi, tak terdengar lagi kabarnya. Setelah wali kelasnya menelusuri, ternyata Sofia dan keluarganya terdampak longsor akibat hujan deras yang turun selama tiga hari berturut-turut. Sofia masih trauma dengan peristiwa itu. Makanya, ia belum sempat memikirkan PJJ. Perhatiannya masih terfokus pada pemulihan kondisi rumah dan keluarganya. Beruntung rumahnya tidak mengalami kerusakan yang parah. Sebagian besar barang-barangnya masih bisa terselamatkan.

    Hari berikutnya, penyaluran bantuan dilaksanakan. Ibu Kepala Sekolah mewakili pengiriman ke wilayah Pamanukan. Sedangkan bantuan untuk Sofia diberikan oleh wali kelasnya. Alhamdulillah, di sela kesibukan kami memberikan pembelajaran, masih dapat melakukan aksi kemanusiaan membantu saudara-saudara kami yang terkena musibah.

    Di samping kedua kegiatan di atas, ada seorang guru di sekolah kami, Bu Elis namanya, yang ikut tergerak membantu korban banjir di Pamanukan. Beliau telah berhasil menghimpun ibu-ibu majelis taklim asuhannya untuk menggalang dana bantuan yang kemudian disalurkan kepada warga desa Mulyasari, Pamanukan. Bu Elis beserta rombongan langsung berangkat menuju lokasi terdampak. Warga setempat sangat menyambut baik aksinya. Bantuan yang diberikan berupa bahan makanan pokok seperti beras, minyak, mie instant, dan sebagainya. Hingga Bu Elis dan rombongan majelis taklimnya pulang kembali ke desa Cikaum, tempat di mana beliau tinggal, banjir masih menggenangi desa Mulyasari. Sebelumnya, desa ini terendam banjir sampai atap rumah. Syukurlah, sekarang sudah semakin surut.


    Itulah beberapa contoh aksi kemanusiaan yang dilakukan oleh warga Spanda. Pastinya, telah banyak instansi atau komunitas peduli bencana lainnya yang sudah melakukan aksi yang sama. Hingga saat ini, kondisi wilayah terdampak belum pulih kembali. Selama hujan yang mengguyur tanah kami masih deras dan berkepanjangan. Aksi kemanusiaan masih terus berlanjut, dalam rangka meringankan beban para korban bencana. Semoga masih banyak lagi manusia yang berhati mulia dan berjiwa sosial tinggi, yang mau membantu mereka. Dan semoga yang terkena musibah akan bersabar menghadapinya.

    Sebagai makhluk Tuhan, sudah sepantasnya kita menolong orang lain yang sedang kesusahan, tanpa melihat perbedaan ras, suku, dan agama. Rasul sendiri telah mencontohkannya dengan menolong seorang wanita buta Yahudi yang setiap hari selalu mencaci maki beliau. Apalagi sekarang banyak saudara kita setanah air yang sedang dilanda musibah banjir, tanah longsor atau angin puting beliung. Mereka menunggu uluran tangan kita. 

    Sebelum mengakhiri kisah ini, saya selipkan sebuah ayat Alquran yang artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa. Dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya." (Q.S. Al-Maidah:2)

    Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi kepada kita semua, untuk bergerak membantu saudara kita yang sedang kesusahan. Tentunya, sesuai dengan kemampuan kita. Dan semoga, bencana di tanah air kita akan segera berakhir. Kepada para korban bencana, semoga selalu diberi kesabaran dan keikhlasan. Yakinlah, selalu ada hikmah di balik sebuah musibah. Allah tak akan menguji umat-Nya di luar batas kemampuannya. Kapan musibah ini akan berakhir? Kapan pandemi Covid-19 akan selesai? Hanya Allah yang tahu. Wallahu a'lam bish shawab..

Subang, 23 Februari 2021

Tuti Suryati, S.Pd 

SMPN 2 Subang



1 komentar:

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...