Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (9)
Bab.9
I'll Give You My Best..
Kisah saya kali ini tentang mengajar dengan hati. Mengajar yang dilandasi rasa suka, senang, dan ikhlas. Tidak ada keterpaksaan. Niat kita memberikan sesuatu yang dapat memberi manfaat pada siswa. Mengajar memerlukan kesabaran dan kesadaran bahwa yang kita ajar adalah anak manusia, yang butuh bimbingan dan pendidikan yang layak untuk hidupnya. Di sinilah uniknya dunia mengajar. Umumnya, sang pengajar menganggap dan memperlakukan anak didiknya sebagaimana anak sendiri. Bahkan terkadang lebih. Begitu banyak peserta didik yang telah dia ajar. Dan hal inilah yang sering membuat seorang pengajar kelihatan awet muda. Banyak anak, banyak rezeki. Bukankah begitu?
Dari kesadaran seorang pengajar atau guru akan muncul tindakan. Tindakan inilah yang kemudian kita kenal sebagai teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran membutuhkan strategi atau pendekatan pembelajaran. Lalu, dalam strategi pembelajaran terdapat model-model pembelajaran yang akan digunakan. Model pembelajaran akan memudahkan guru dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran. Untuk menentukan teknik pembelajaran, seorang guru harus membuat rencana pembelajaran, melakukan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasinya.
Kemampuan itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Untuk memilikinya guru dapat mengikuti berbagai pelatihan atau seminar. Banyak ilmu dan informasi tentang pembelajaran yang kita dapat dari kegiatan tersebut. Di masa pandemi sekarang ini, banyak sekali pelatihan online dan webinar yang dapat kita ikuti. Kegiatan ini lebih mudah kita lakukan di manapun kita berada. Sama halnya dengan yang siswa lakukan yaitu belajar online dari rumah. Berikutnya, ilmu yang kita dapatkan harus kita coba terapkan di dalam kelas. Bukan hanya sertifikatnya saja yang menjadi tujuan utama.
Sejak saya terjun ke dunia mengajar, satu hal yang terus tertancap dalam hati adalah bagaimana saya dapat mengajar dengan bahagia. Karena dengan cara ini, saya yakin siswa akan lebih termotivasi dan mendapatkan inspirasi dari yang saya ajarkan. Dan alhamdulillah, sebagai bahan mengajar, sudah banyak pelatihan dan seminar yang saya ikuti, baik di tingkat kabupaten, propinsi, ataupun nasional. Itulah modal saya dalam mengajar. Di samping itu, akan lebih baik lagi jika disertai dengan banyak membaca berbagai sumber literasi.
Dalam setiap pembelajaran, saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi siswa. Dari mulai membuat rencana pembelajaran, pelaksanaan kegiatan, hingga proses penilaian. Tak lupa, di akhir pembelajaran ada refleksi atau feedback tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Rangkaian kegiatan ini selalu saya rancang sehari sebelum pelaksanaan. Dan biasanya, saya merasa tak sabar untuk segera menerapkannya di kelas esok harinya. Terkadang, saking semangatnya, saya lupa jadwal mengajar. Seperti kisah saya berikut ini.
Seperti biasa, tiap Rabu pagi adalah jadwal saya mengajar Bahasa Inggris di kelas VIII dan IX. Jam pertama dimulai pada pukul 08.00 untuk kelas IX. Sedangkan jam kedua untuk kelas VIII mulai pukul 09.30 hingga 11.00. Setelah sehari semalam saya siapkan rencana dan tahap-tahap pembelajaran, tak sabar saya menyajikannya pada siswa. Dengan penuh semangat saya berangkat ke sekolah jam tujuh kurang. Sesampainya di sekolah, saya lihat sekolah masih sepi. Belum ada satupun rekan guru yang datang. Bahkan satpam sekolah pun tak saya jumpai. Suasana sepi itu saya gunakan untuk selfie, hehe..Lalu, saya beranjak ke ruang kelas untuk memulai pembelajaran.
Saya mulai mengetik di grup WA kelas IX, "Hello semuanya, silakan sekarang masuk ke Classroom, sudah jam 07.08. Jangan lupa mengisi absensi dulu ya." Selang beberapa detik kemudian, Kekey merespon," Ok, Bu!" Bagus, berarti sudah siap. Dari grup yang lain, saya belum melihat satu respon pun. Masih sepi. Pada kemana ya? Apakah mereka masih tidur? Lalu, tiba-tiba saya ingat sesuatu. Segera saya buka jadwal pelajaran. Ya Allah, benar saja saya lupa. Jam pelajaran dimulai pukul 08.00. Pantesan masih sepi komennya. Hanya Kekey yang sudah standby.
Sebagai pengganti malu karena lupa, saya mengetik lagi, " Eh, kita mulai belajar jam 8 ya? Waduh..Ibu kepagian dong! (tambah emoji tepuk jidat). Pantesan di sekolah masih sepi." Saya lihat Kekey memberi respon lagi. "Iya, Bu wkwk..Makanya kaget aku..(emoji tertawa keluar air mata)." "Ngga apa-apa deh, sambil nungguin yang lainnya," kata saya. Ketika jam menunjukkan pukul 08.00, barulah siswa yang lain berebut masuk Classroom dan mengisi daftar hadir.
Berikutnya, tahapan kegiatan pembelajaran saya berikan satu per satu. Tak lupa saya berikan Quizizz sebagai alat penilaian. Diskusi kami lakukan di grup WA. Dengan jumlah 4 kelas IX, saya harus sabar melayani mereka yang bertanya di WA atau yang mengirimkan screenshoot jawaban. Semua itu saya nikmati. Bahagia rasanya melihat mereka aktif dalam belajar. Hingga akhirnya waktu belajar pun selesai. Tinggal menunggu giliran mengajar di kelas VIII pada jam kedua. Hmm..lelah terasa. Tapi saya harus tetap semangat. Supaya mereka juga semangat dalam belajar. Jangan kelihatan lelahnya. Semoga lelahku menjadi lillah..begitu kata teman saya.
Salam guru blogger Indonesia..
Tuti Suryati, S.Pd
SMPN 2 Subang
Mantap. Pembelajaran yang membahagiakan adalah sebuah keharusan. Tak ada materi belajar yang sulit dipahami siswa jika Guru membawakannya dalam suasana yang membahagiakan.
BalasHapusYes, thank you dear..
BalasHapusCool. I like it. Sukses terus Bu Tuti.
BalasHapusAamiin..thank you 🙏😍
HapusVery powerful..keep on teaching with heart it will last forever in our students heart, too
BalasHapusAamiin..thank you dear
HapusKeren tulisannya mengalir...salam literasi!
BalasHapusMksh say
Hapus