Kamis, 25 Februari 2021

Sudahkah Siswa Anda Tertawa?

Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (25)

Bab. 25


Sudahkah Siswa Anda Tertawa?

    Malam ini saya mengikuti webinar Public Speaking for Teacher dengan tema "Dari belajar menulis menuju belajar bicara" bersama Pak Akbar Zainudin. Beliau adalah seorang trainer dan motivator nasional, serta penulis best seller, Man Jadda Wa Jadda . Webinar ini adalah salah satu program PGRI untuk peningkatan kompetensi guru dan mutu pendidikan nasional. Karena saya terlambat bergabung dalam Zoom, saya pilih menyimak live streamingnya di Youtube. 

    Banyak sekali hal yang saya pelajari dari webinar ini, terutama yang berhubungan dengan cara berbicara yang baik dan menarik kepada siswa. Materi yang sempat saya catat diantaranya tentang hal-hal penting menjadi pembicara hebat dan keterampilan public speaking.

    Hal-hal penting untuk menjadi seorang pembicara yang hebat adalah:
    1. Mencintai pekerjaan
    2. Perkuat kelebihan
    3. Bangun percaya diri
    4. Banyak berlatih
    5. Punya mentor

    Sedangkan keterampilan public speaking meliputi:
    1. The voice (intonasi suara)
    2. The body (bahasa tubuh)
    3. The media (media pembelajaran)
    4. The delivery (cara menjelaskan)

    Dari kedua materi di atas, yang sangat membekas di hati saya adalah tentang senyum. Senyum sebagai penyejuk hati. Tentunya senyum yang dimaksud adalah senyum yang tulus dan ikhlas. Senyum sebagai gambaran suasana hati yang bahagia dapat menularkan kebahagiaan pula pada siswa. Lebih jauh, Pak Akbar memberikan kiat supernya: "Jika ingin orang lain tersenyum kepada kita, maka tersenyumlah lebih dulu. Jika ingin orang lain menghargai kita, maka hargailah lebih dulu. Jika ingin orang lain berbuat baik kepada kita, maka berbuat baiklah lebih dulu". Luar biasa sekali..

    Pada sesi tanya jawab, saya sempat mencatat kutipan Pak Akbar yang sangat bermakna, "Dalam satu tahun pandemi ini, sudahkah Anda bisa membuat siswa tertawa? Jika belum berarti harus ada cara untuk memperbaikinya". Beliau mengatakan bahwa dalam 3 menit pertama ketika memulai pembelajaran guru harus bisa membuat siswa tertawa. Bisa dengan joke, video lucu, atau yang lainnya. 

    Dari pengalaman pribadi, saya sering memberikan candaan lucu kepada siswa. Candaan itu bisa berupa pertanyaan iseng ketika sedang belajar. Sebagai contoh, ketika sedang membahas materi saya bertanya tentang nama-nama menteri kabinet yang sekarang. Tidak nyambung pastinya dengan pelajaran saya. Namanya juga pertanyaan iseng. Kebanyakan siswa tak begitu hafal nama-namanya. Lalu saya pun mengakui sama seperti mereka, tak banyak nama menteri yang saya hafal, apalagi sudah mengalami berkali-kali resuffle. Berbeda dengan jaman saya SMP dulu, semua nama menteri pasti ingat, karena biasanya digunakan dalam soal ulangan. Lalu siswa pun menertawakan saya, "Kirain Ibu hafal.."

   Contoh lainnya, ketika saya melatih pronunciation siswa. Sebagian besar siswa saya adalah keturunan Sunda. Biasanya, orang Sunda sangat sulit mengucapkan huruf "f" dalam melafalkan sebuah kata seperti kata "finish" dibaca "pinish". Kata "beautiful" menjadi "beautipul", dan sebagainya. Sama halnya dengan kata "fitnah" dibaca "pitnah", atau "Saiful" menjadi "Saipul". Lumayan, pembahasan seperti ini saja sudah bisa membuat siswa tertawa. Pokoknya, apa saja yang bisa membuat mereka senang akan saya lakukan. Karena jika siswa senang dengan pelajaran kita, maka akan mulus pula proses belajarnya. 

    Satu lagi, ketika ada orang lain atau siswa yang bertanya, jangan lupa berdoa kepada Tuhan untuk meminta petunjuk dan kemudahan dalam menjawabnya. Itu tips terakhir dari Pak Akbar yang bisa saya tangkap. Alhamdulillah, saya selalu menerapkannya. Setiap kali akan berbicara, kita disarankan membaca doa sebagi berikut: "Rabbish rah lii sadrii. Wa yassir lii amrii. Wahlul uqtadam millisaani. Yaf qahuu qawlii." 

    Terima kasih Pak Akbar Zainuddin atas ilmunya. Semoga akan semakin banyak guru hebat di negeri ini yang bisa membuat siswanya tertawa. Tertawalah sebelum dilarang. Terutama di masa pandemi ini, tertawa adalah obat paling mujarab menghadapi korona. Dengan tertawa, imun akan meningkat. Asal jangan tertawa sendiri yang tak ada asal muasalnya. Kecuali tertawa ketika membaca WA, itu masih bisa dimaklumi..

Salam bahagia buat teman-teman guru semua..

Subang, 25 Februari 2021

Tuti Suryati, S.Pd
Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Subang




    

11 komentar:

  1. That is a great way of teaching. Sometimes, I choose the reading topic that my students like most. Ex. BTS or Blackpink....LOL padahal nama member aja masih belom hafal, pokoknya seru banget kalo bisa terjun ke dunia yg sama dg mereka bareng.

    BalasHapus
  2. Waah kocak juga Bu Tuti niiih. Aku jarang bisa melucu. Malah seringnya aku yg terhibur sama tingkah anak2 hehe. Ada aja tingkahnya yg suka bikin ngakak

    BalasHapus
  3. Waah kocak juga Bu Tuti niiih. Aku jarang bisa melucu. Malah seringnya aku yg terhibur sama tingkah anak2 hehe. Ada aja tingkahnya yg suka bikin ngakak

    BalasHapus
  4. Emang bu guru ini orangnya humoris, tapi serius dan ulet. Hebat sahabatku ini. Mantul say...Salam literasi!

    BalasHapus
  5. Subhanallah, tulisan yg menarik dan inspiratif Bu, mantap๐Ÿ‘๐Ÿ™

    BalasHapus
  6. Wah hihi bacanya aja seru. Apalagi belajar langsung sama Bu Tuti ya. Pasti seruuu ...

    BalasHapus

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...