Senin, 15 Februari 2021

Refreshing di Curug Sadim

Kumpulan Kisah Kami di Masa Pandemi (15)

Bab. 15

Refreshing ke Curug Sadim

    Setelah beberapa bulan sibuk melayani siswa dengan PJJ, penat dan jenuh akhirnya terasa juga. Kami butuh penyegaran. Ada keinginan untuk mencari kegiatan yang dapat menjadi mood booster buat kami. Ibarat hape, kekuatan kami melemah saat itu. Oleh karenanya, kami butuh recharge. Dengan harapan, setelah ini kami akan lebih semangat lagi mengajar.

    Pilihan akhirnya jatuh pada rekreasi alam. Dengan alasan, alam masih asli, tak banyak pengunjung yang datang. Kesegaran udaranya sangat kami butuhkan.Tempat yang akan kami tuju adalah wisata alam Curug Sadim. Curug atau air terjun ini berlokasi di Dusun Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang. Wisata alam ini adalah salah satu taman agrowisata yang ditawarkan oleh PT Perkebunan Teh Nusantara VII Ciater. Tak heran jika lokasi ini dikelilingi oleh hamparan kebun teh yang hijau dan menyejukkan mata.

    Kabupaten Subang memiliki banyak wisata alam yang tak kalah indahnya dengan daerah lain. Selain Ciater Hot Spring yang terkenal, masih banyak tempat wisata alam nan elok dan eksotis. Kebanyakan berupa curug atau air terjun. Diantaranya ada Curug Cijalu, Curug Cibareubeuy, Curug Cileat, Curug Kaliangkak, Curug Ciangin, dan Curug Sadim sendiri. Dari beberapa curug yang telah saya  sebutkan, Curug Sadim mempunyai lokasi yang paling mudah dilalui. Untuk mencapai tempat wisata ini, kita dapat memakai motor, menyewa angkot, atau mobil pribadi. Jika anda penasaran, tinggal browsing saja di internet, hehe..

    Acara refreshing kami lakukan di hari Jumat, tanggal 23 November 2020. Kebetulan, hari itu tidak ada kegiatan PJJ. Yang ikut mayoritas ibu-ibu. Bapak-bapak gurunya tak bisa bergabung karena kagok dengan Jumatan. Hanya dua orang supir kami yang laki-laki. Waktu itu, tak semua guru yang ikut bersama kami. Hanya sekitar 16 orang saja.

    Kami berangkat dari sekolah sekitar jam delapan pagi. Perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Dengan bekal makanan yang bejibun (biasalah emak-emak), kami siap menjemput keindahan alam ciptaan Tuhan. Tak lupa kami menyiapkan baju ganti yang dipakai setelah babaseuhan. Banyak cerita dan tawa yang menemani perjalanan kami ke sana. Untuk sejenak, kami lupakan pandemi. Namun kewaspadaan harus selalu ada. Memakai masker adalah salah satu upayanya.

    Sesampainya di lokasi, sudah dapat ditebak apa yang kemudian dilakukan oleh kami. Kamera hape langsung bermain. Hamparan hijaunya teh menjadi sasaran awal cekrak-cekrek kami. Setelah itu, lokasi utama pun sudah nampak di depan mata. Ah..alangkah sejuk dan segarnya. Alam yang masih asli, terjaga dari tangan-tangan perusak. Hawa sejuknya sampai melesak ke dalam jiwa. Apalagi jika kita menghirupnya sedalam mungkin. Seakan tak ada duanya. Pemandangan air terjunnya sangat indah dan eksotis. Airnya yang dingin dan tidak terlalu deras, sangat cocok untuk mandi, berbasah ria, dan berteriak lepas. Seperti hendak melepaskan semua himpitan masalah dari hiruk pikuknya PJJ.


     Setelah kenyang babaseuhan dan popotoan, kami istirahat di sebuah saung yang tersedia di sana. Bekal makanan pun kami buka. Pas banget dengan kondisi perut yang mulai lapar. Apalagi di alam yang berhawa dingin seperti ini. Tak lama, hujan turun. Semakin membuat kami kelaparan. Bekal yang kami bawa berupa nasi, ada nasi putih dan merah, lauk pauk beraneka ragam khas Sunda, plus jengkol dan peuteuy. Dan yang paling utama adalah sambal. Wiih..sangat menggairahkan untuk disantap. Terima kasih ya Allah, akan segala nikmat yang Engkau berikan kepada kami.


    Hujan masih belum berhenti. Ibu-ibu yang tadi babaseuhan sudah berganti baju. Kami harus sabar menunggu hujan reda. Masih di saung yang sama, kami bercengkerama dalam cerita. Cerita semau kita. Karena hujan tak juga reda, akhirnya kami nekat berlari ke arah mobil yang membawa kami. Untunglah, tempatnya tak jauh dari curug. Sehingga tubuh kami masih aman dari hujan. Jam 2 siang kami kembali pulang. Tapi sebelumnya, kami singgah ke sebuah cafe, Kampung Pinus namanya. Lokasinya masih dekat dengan Curug Sadim. Di sana kembali kami melepas dingin dengan meminum secangkir kopi dan teman-temannya yaitu pisang goreng keju, cireng pedas, dan lainnya.


    Refreshing kali ini benar-benar menyejukkan jiwa dan raga kami. Kesegaran telah kami dapatkan. Rasanya kami siap kembali menghadapi tantangan PJJ di hari-hari berikutnya. Curug Sadim telah mampu mengecas badan kami. Beban seakan berkurang. Kecuali beban berat badan kami setelah makan banyak di saung, haha..
    Kisah ini saya tutup dengan doa dan harapan, semoga kami selalu sehat dan bahagia. Semoga Allah selalu melindungi kami dari virus Corona dan penyakit lainnya. Sehingga kami dapat menjalankan tugas kami dengan sebaik-baiknya. Tugas untuk mencerdaskan anak bangsa. Cerdas otak dan juga akhlak. Tak lupa, untuk anda yang kebetulan sedang berada di Subang, cobalah datangi wisata alam ini dan rasakan sensasi kesejukannya...

Subang, 15 Februari 2021

Salam blogger persahabatan..

Tuti Suryati, S.Pd

SMPN 2 Subang











12 komentar:

  1. Refreshing adalah salah satu upaya meningkatkan imunitas tubuh. Happy heart make happy day ......

    BalasHapus
  2. Refreshing salah satu obat melepas lelah
    Kapan lagi kita ke curug yaa

    BalasHapus
  3. Di Curug Sadim melepas penat PJJ masa pandemi covid-19. Semoga segera berakhir, amin yra 🤲🤲

    BalasHapus
  4. Wah, serunyaaaaaaa .... Hhe, kalo Ditta taunya Curug Cijalu. Itu juga dulu pas kecil suka kemah di situ

    BalasHapus
  5. Mantap Bu...! saya tahunya baru curug cijalu,hee...he.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah...neng tuty, refreshing dengan tempat yang dekat juga begitu...senengnya..sepertinya harus dilanjutkan..

    BalasHapus

Guru "Smart", Guru Pemberdaya

  "Pendidikan akan menghasilkan tiga guna yang luar biasa yang dinamakan Tri Rahayu : Hamemayu Hayuning Sarirom, Hamemayu Hayuning Bong...